Rabu, 28 September 2011

Penerapan Fungsi Manajemen Media Massa Di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era globalisasi memaksa kita untuk menerima kenyataan bahwa informasi
mampu merubah semua tatanan kehidupan umat manusia. Perkembangan teknologi
dalam era globalisasi tadi tidak ubahnya seperti angin yang terus menerus hadir
dengan kesegarannya. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi ini adalah satelit
komunikasi.
Satelit komunikasi mampu mempercepat penyampaian informasi. Peristiwa
yang berlangsung di satu benua dapat diketahui di benua lainnya dalam hitungan detik
saja. Pada akhirnya kemajuan teknologi inilah yang mendorong dan memungkinkan
timbulnya bisnis dalam bidang informasi.
Sebagaimana lembaga-lembaga lain yang dapat menghasilkan banyak
keuntungan, maka para pemilik modal pun akhirnya ramai-ramai melakukan bisnis
informasi melalui pers, entah dengan menerbitkan surat kabar, membuat televisi
ataupun radio. Pers sebagai lembaga, dapat dikelola secara tata laksanan dan tata
administrasi yang baik melalui manajemen profesional untuk dijadikan ajang bisnis.
Pers yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah radio siaran.
Karakter lain dari media radio adalah sifatnya yang lokal. Radi lazimnya
melayani segmen pendengar yang terbatas, dengan jangkauan siaran yang terbatas
pula. Lokalitas memudahkannya menjalin intensitas hubungan dengan pendengar.
Sehingga fanatisme atau setidak-tidaknya favoritisme pendengar mudah dibangkitkan.
Lokalitas juga menjamin keefektifan iklan.
Namun dalam perkembangannya muncul kebutuhan untuk memperluas
jangkauan siaran. Pengelola radio siaran tak bisa menutup mata bahwa pemasang
iklan juga menghendaki siaran niaga yang bersifat nasional. Beberapa produk
membutuhkan pemasaran yang lebih luas agar satu pesan komersial dapat disiarkan
secara nasional dengan harga yang murah. Satu hal yang tak bisa dibantah oleh para
pengelola radio: ”pengiklan adalah raja”.Sejarah radio di Amerika juga menunjukkan, jaringan radio adalah strategi
yang efisien, mudah, dan ekonomis. Dengan membentuk jejaring, radio dapat
menyiarkan iklan secara nasional, tanpa kehilangan karakter personal dan
lokalitasnya. Di sini pengelola radio mulai berpikir keras utnuk melakukan bisnis
informasi dengan membuat satu langkah baru dan memunculkan keinginan untuk
membuat jejaring bisnis yang lebih luas lagi.
Pada akhirnya pengelola radio membuat sebuah strategi yang mampu
mereduksi harga iklan per spotnya, sehingga iklan radio berada pada level yang sangat
komperitif dengann iklan televisi. Dengan strategi ini pula , menurut Schulberg,
industri radio di Amerika dapat bertahan dari terpaan perkembangan pesat industri
televisi pertengahan tahun 1960-an. Yang jelas, dalam upaya pembentukan jaringan
radio, tentu peran fungsi manajemen amat diperlukan, mulai dari planning,
organizing,Actuating dan controlling-nya.
Bagaimana dengan Indonesia? Tak ada angka pasti kapan konsep jaringan
radio mulai diterapkan di Indonesia. Tapi bisa jadi hal tersebut muncul sejak Radio
Republik Indonesia (RRI) didirikan di daerah-daerah, karena apa yang dilakukan RRI
sesungguhnya semacam jejaring radio.
Radio Pelangi Nuansa Swaratama merupakan salah satu radio swasta yang
berada di Kabupaten Sumedang. Radio Pelangi Nuansa Swaratama menempatkan
orang-orang baru dalam struktur kerja di radio tersebut. Satu hal yang menarik,
meskipun telah memiliki struktur yang cukup lengkap, namun kesan sentralisasi
sangat terasa. Segala sesuatau harus diputuskan oleh pimpinan sebagai Top
Manajemen.
Penerapan manajemen seperti yang dipakai di Radio Nuansa Swaratama
menumbuhkan rasa ingin tahu penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang
pelaksanaan manajemen di radio tersebut. Penulis juga merasa topik ini penting dan
menarik untuk diteliti karena dapat menambah pengetahuan khususnya kepada penulis
perihal penerapan fungsi manajemen yang diterapkan di radio.

1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian
ini yaitu “ Bagaimana Penerapan Fungsi Manajemen Media Massa di Radio Pelangi
Nuansa Swaratama Sumedang”
Selanjutnya dari permasalah tersebut dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana Penerapan fungsi perencanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
2. Bagaimana Penerapan fungsi pengorganisasian di Radio Pelangi Nuansa
Swaratama Sumedang
3. Bagaimana Penerapan fungsi pelaksanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
4. Bagaimana Penerapan fungsi pengawasan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang

 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Radio adalah satu media penyiaran. Penyiaran adalah kegiatan penyelenggaraan
siaran radio maupun televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio
atau televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Siaran ditujukan kepada
khalayak yang dapat menerima siaran melalui sarana komunikasi massa yang lahir di
dunia berkat perkembangan teknologi elektronika, yaitu pesawat radio atau televisi.
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata. (DR Terry, Leslie, 2003:1)
Manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi
penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola siaran. Ini berarti, manajemen penyiran
sebagai motor penggerak organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian tujuan
bersama melalui penyelenggaraan siaran.
Pada dasarnya proses perencanaan, produksi dan menyiarkan siaran merupakan
proses transformasi yang ada dalam manajemen memiliki tahapan-tahapan
pelaksanaan. Tahapan manajemen inilah yang harus disinkronkan dengan tahapan
proses penyiaran dan setiap langkah harus selalu berorientasi kepada tujuan yang
hendak dicapai. Dalam pengelolaan manajemen penyiaran, tiap tahap kegiatan sudah
ada ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan. Penyimpangan dari ketentuan yang
ada berarti penanganan manajemen tidak profesional lagi dan akibatnya juga akan
mempengaruhi output. Bila ini terjadi, maka pihak khalayak yang tidak lain adalah
konsumen siaran juga turut dirugikan. (Wahyudi, 1994:46)

Perencanaan
Dalam dunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting
karena siaran memiliki dampak yang sangat luas di masyarakat (Wahyudi, 1994:70).
Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksanaan untuk
dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan
pandangan, sikap dan tindak dalam pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan
bahwa pimpinan harus mengetahui secara pasti tujuan jangka panjang, untuk
kemudian rencana jangka panjang menengah dan di atas perencanaan jangka pangjang
menengah ini pula , ia harus menentukan perencanaan jangka pendek. Perencanaan
jangka pendek ini harus dirinci berdasarkan skala prioritas, mana yang harusdikerjakan terlebih dahulu dan secara bertahap serta terencana melaksanakan tahaptahap berikutnya sampai tujuan jangka pendek itu dapat tercapai sepenuhnya, perlu
diadakan evaluasi untuk menyempurnakan langkah selanjutnya. (Wahyudi, 1994:71)

Pengorganisasian
Secara klasik, organisasi diartikan sebagai struktur yang menggambarkan hierarki.
Secara modern organisasi diartikan sebagai hubungan kerja antar manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Wahyudi, 1994: 77). Walaupun
demikian, menurut GR Terry dalam Wahyudi (1994:77), organisasi dapat diartikan
sebagai susunan dengan bagian-bagian terpadu, sehingga hubungan mereka
dipengaruhi oleh hubungan secara keseluruhan. Dengan demikian, organisasi terdiri
dari dua jenis, yaitu bagian dan hubungan.

Pelaksanaan
Menurut GR Terry dam skarna (1992:b2), pelaksanaan adalah membangkitkan
dan mendorong semua anggota kelompok agar berkehendak dan berusaha dengan
keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan
usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan. Oleh karena itu, tercapainya
tujuan bukan hanya tergantung pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan
pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerak
yang terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa perencanaan tidak akan
berjalan efektif dikarenakan dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, biaya,
standar, metode kerja, prosedur, dan program.(Sukarna, 1992:82:83)

Pengawasan
Menurut Fayol dalam Wahyudi (1994:92), pengawasan adalah langkah pengujian,
apakah segala berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dengan
intruksi yang telah diberikan, dan dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan.
Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat bila sistem kontrol dilakukan secara
pengendalian oleh semua pimpinan di setiap tingkatan. Hal ini mengingat output
siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Dengan kata lain, pengawasan
preventif jauh lebih tepat untuk diterapkan. Kesalahan dapat diketahui secara dini dan
diperbaiki sebelum materi itu disiarkan, akan jauh lebih baik bila kesalahan itu
diketahui saat matri itu sedang disiarkan (Wahyudi,1994:97)

BAB III
TUJUAN PENELITIAN DANMANFAAT PENELITIAN
Terdapat beberapa tujuan yang ingin diketahui dari hasil penelitian ini, antara lain
untuk mengetahui bagaimana:
1. Penerapan fungsi perencanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
2. Penerapan fungsi pengorganisasian di Radio Pelangi Nuansa Swaratama
Sumedang
3. Penerapan fungsi pelaksanaan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
4. Penerapan fungsi pengawasan di Radio Pelangi Nuansa Swaratama Sumedang
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Kegunaan Teoritis
1. Penelitian ini ingin membandingkan antara teori Manajemen Media Massa
khususnya radio dengan penerapan secara langsung manajeman media massa di
radio.
2. Data empiris dalam mengembangkan Radio Siaran
Kegunaan Praktis
1. Sebagai bahan masukan bagi pengelola Radio mengenai manajemen media massa
di radio supaya kegiatannya teratur.
2. Memberikan masukan bagi para insan radio pada saat mereka melakukan
tugasnya agar sesuai dengan manajeman media massa yang diterapkan pada radio
tempat mereka bekerja.

BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode ini menggunakan metode Deskriptif. Penelitian deskriptif hanyalah
memaparkan situasi atau peristiwa.Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Pada hakikatnya, metode
deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan
ukuran-ukuran kecenderungan pusat atau ukuran sebaran ( Rakhmat, 2000:242).
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripsi
dalam bentuk survey. Metode ini menekankan lebih pada penentuan informasi tentang
variable daripada informasi tentang individu dan bermaksud mengumpulkan data
yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi,wawancara mendalam
dan studi kepustakaan. Sedangkan instrumen (alat) penelitiannya adalah mencatat
hasil observasi, pedoman wawancara, mensitir kepustakaan (buku, teks, dokumentasi,
file, jurnal, artikel dimedia massa cetak).
Analisis data bertujuan untuk membuat proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun & Effendi, 1989
: 263). Data yang diperoleh dari penelitian adalah data dari hasil observasi dan
wawancara secara mendalam
Data dianalisis dengan analisis deskripsi yang menggambarkan sejumlah
variable yang diteliti tanpa melakukan pengujian jalinan (hubungan) antar variable
yang diteliti.

http://pustaka.unpad.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar